Sunday, November 22, 2015
Tujuan
Friday, November 6, 2015
S(i)apa Rindu
November menyapa
Senjanya tak lagi jingga
Sapa bayu lirih mendayu
Namun rinai belum juga merayu
Rinduku pada petrikor;
Detik-detik sarat melankoli
Selepas tetes air hujan pertama
Menyentuh pertiwi
Rinduku pada bianglala--
Mengukir senyum pada cakrawala
Rintik hujan dan nyanyiannya
Pada tiap-tiap genting rumah
Dan pada akhirnya, merinduku pada hujan hanya sepersekian persen bila kau bandingkan dengan rinduku untuk:
....
Saturday, August 29, 2015
Jadi, Kamu Itu Siapa?
Matahari terasa menjelma jadi dua. Di bawah langit tak berawan, aku duduk tersimpuh. Sukmaku masuk ke dalam lamunan, sangat dalam, dan biru. Biru, pilu, terpaku. Baru kali ini sengat panas matahari ikut menyengat hati.
Aku ini tidak satu macam dengan mereka-mereka yang mudah gundah. Para manusia yang tergores satu mili saja sudah seperti habis tertimpa mala. Aku layaknya cemara yang kokoh. Biar diterpa hujan badai, berdiriku ini tidak goyah.
Masalahnya, kamu bukan badai. Kamulah Si Manusia; pembawa kapak. Kau pangkas setiap serat kekokohanku.
Sungguh ironi bahwa bersamaan dengan kapak tajammu, kau bawa pula air. Selepas ayunan kapak mengoyak kalbuku, tiap tetes air yang tertuang, olehmu--Si Manusia--, menumbuhkan kembali bilur-bilur kehidupanku yang habis kau rusak.
//
Setelah sadar, aku bertanya-tanya:
Jadi, maumu itu apa?
.
Jadi, kamu itu siapa?
Friday, August 14, 2015
R•U•D•I•T
To rest her half-filled soul
To find the purity amongst the foul(s)
So deep, that she finds such raging sound inside the silence
So deep, she sees colors when there is only darkness around.
Those tempting hours,
In which she resisted to see the light
Peace was finally found.
Sunday, August 9, 2015
Sembunyi
Kala kilah kali kalah
Cuma jadi tak berkutik
Kala kilah kali kalah
Diam pun ikut bisik-bisik.
...
...
Sh...
...
...
Oh, maaf.
Maaf.
Nyatanya,
Memang lebih baik diam.
Friday, June 12, 2015
Harap Lekas Sampai
Pada ribu-ribu waktu dan ribu-ribu ragu. Lewat tirai yang berkelim pula pohon-pohon berlalu. Aku kirimkan ini pinta, pada-Nya Sang Maha Tahu:
"Ia mendamba, pada tiga ratus mil jauhnya. Ditaruhnya kalbu serta angannya yang bukan sama sekali kelabu."
Tuan, dari bawah langit ditatapnya cakrawala dengan tajam. Bertarung dengan surya bilamana senja, dengan harap tatapannya yang jaya. Ia merendah untuk meninggi.
Berharap tinggi lebih tepatnya.
Kamis, 11 Juni 2015 & Minggu, 21 Juni 2015.
Friday, May 22, 2015
Life as A Highschooler
Puji Tuhan..
Okay.
Sebenernya kaget juga bisa naik ke kelas 11 hahaha.
Thursday, March 5, 2015
A Strange(r) Day
Ajak merapat serapah
Seribu sukma
Dipersenjatai pisau bilah
Dan lidahnya, lidahnya.
Lewat jemari dan ketuk lincah.
Leloncatan dan (lagi) serapah.
Tanpa tahu-menahu;
Nama tiada, rupa pun entah.
Tapi siapa punya kira,
'Pabila memang alam yang pinta.
Boleh puji, boleh pun imaji
Ada asumsi; ya, ada apati.
Lebih baik simpan saja pisaumu, Kawan.
Kau aman, yang asing aman.